Saturday, March 2, 2013

Penemuan Tembok di Yerusalem Memperkuat Kisah di Alkitab

Lokasi penggalian arkeologi di dekat tembok Kota Lama di Yerusalem


Lokasi penggalian situs suatu tembok benteng kuno di Yerusalem, Israel, memperkuat kisah yang tercantum dalam Alkitab. Benteng kuno itu diyakini telah berusia 3.000 tahun saat Israel masih diperintah oleh Raja Salomo.

Demikian ungkap seorang arkeolog Israel. Bila penentuan usia tembok itu akurat, penemuan tersebut menjadi indikasi bahwa Yerusalem dulunya merupakan basis pemerintahan yang kuat yang memiliki sumber daya alam dan manusia yang diperlukan untuk membangun suatu benteng yang kokoh di abad ke-10 SM.

Penemuan tembok itu menjadi terobosan baru di tengah perdebatan antar kalangan para ahli, karena akan sesuai dengan kisah di Alkitab bahwa Raja Israel kuno, Daud dan putranya, Salomo, memang memerintah di zaman tersebut.

Arkeolog Israel yang memimpin penggalian, Eilat Mazar, mendukung teori itu. Namun tidak sedikit kalangan yang menyatakan bahwa kerajaan yang dipimpin Daud itu hanyalah mitos dan saat itu tidak ada pemerintahan di Israel yang benar-benar kuat.

Mazar, peneliti dari Hebrew University di Yerusalem, menilai peninggalan tembok yang ditemukan itu merupakan "konstruksi paling berarti yang didapat dari kerajaan mula-mula di Israel."

"Artinya, bahwa pada saat itu, di abad ke-10 SM, di Yerusalem terdapat suatu rezim yang mampu membangun konstruksi itu," kata Mazar. Dia menduga bahwa tembok itu dibangun pada masa pemerintahan Raja Salomo, seperti yang disebut dalam Kitab Raja-raja di dalam Alkitab.

Benteng kuno itu juga terdapat sebuah tembok masuk dan dinding sepanjang 70 meter. Lokasinya terletak tak jauh dari tembok baru di Kota Lama Yerusalem, yang bersebelahan dengan suatu kompleks Bait Suci bagi umat Yahudi dan tempat suci umat Islam, Haram esh-Sharif. Menurut Perjanjian Lama, di kompleks itulah Salomo kali pertama membangun kuil untuk umat Yahudi.

Kompleks ibadah itu sempat dihancurkan oleh Kerajaan Babilonia, namun dibangun kembali dan dipugar oleh Raja Herodes pada 2.000 lalu sebelum akhirnya digempur lagi, kali ini oleh pasukan Romawi pada tahun 70 Masehi. Kompleks itu kini menjadi lokasi dua situs suci umat Islam, yaitu Masjid kubah emas Al-Sakhrah (Dome of the Rock) dan Masjid al-Aqsa.  

Para arkeolog sudah lama menggali lokasi benteng kuno. Pertama pada 1860-an dan kemudian pada dekade 1980-an. Namun, Mazar mengklaim bahwa penggalian yang dia pimpin berhasil mengungkap peninggalan sejarah secara komplit dan merupakan pertama kali yang berhasil menemukan bukti kuat untuk menjelaskan masa saat dibangunnya tembok itu, yaitu penemuan sejumlah barang tembikar.

Sementara Aren Maeir, profesor arkeologi dari Universitas Bar Ilan di dekat Kota Tel Aviv, mengaku belum melihat bukti bahwa tembok dari peninggalan benteng itu berusia seperti yang diklaim oleh Mazar.

"Memang ada sisa-sisa peninggalan abad ke-10 SM di Yerusalem, namun itu masih lemah untuk membuktikan adanya kerajaan yang kuat dan terpusat di saat itu," kata Maeir. Dia melihat bahwa masih ada perdebatan mengenai keakuratan akan cerita kerajaan Israel pimpinan Daud.