Tuesday, July 30, 2013

Survei Membuktikan: Perjodohan Lewat Internet Pernikahannya Paling Bahagia

Survei Membuktikan: Perjodohan Lewat Internet Pernikahannya Paling Bahagia

Jika sampai saat ini Anda belum juga menemukan jodoh, mungkin Anda bisa memanfaatkan internet. Bahkan mungkin saja Anda tak hanya menemukan kekasih, tapi bisa juga berlanjut menjadi pasangan hidup dan menikah.
Kencan online banyak diminati di Amerika. Bahkan sebuah studi yang dilakukan di University of Chicago dan situs kencan eHarmony.com menemukan bahwa lebih dari sepertiga pasangan menikah di AS memulai perkenalan dengan pasangannya melalui kencan online.
Pasangan online bahkan dinilai bisa hidup lebih bahagia ketimbang mereka yang bertemu melalui cara lain.

"Kami menemukan bukti pergeseran yang dramatis di mana internet menjadi pemersatu dan membantu menemukan mereka dan pasangannya," ungkap John Cacioppo dari University of Chicago's Departement of Psychology.

Penelitian yang melibatkan 19.131 pasangan menikah antara tahun 2005-2012 ini mengungkapkan bahwa rata-rata orang bertemu jodohnya secara online pada kisaran usia 30-49 tahun. Namun, mereka berasal dari golongan yang berpendapatan lebih tinggi daripada pasangan yang bertemu secara offline.

Responden yang menemukan pasangannya secara offline ini mengaku bisa bertemu pasangannya melalui pekerjaan (22 persen), pertemanan (19 persen), teman sekolah (11 persen), dikenalkan keluarga (7 persen), di bar atau klub (9 persen), dan gereja (4 persen).

Penelitian ini juga melihat bagaimana perkembangan kehidupan pernikahan pasangan, baik yang bertemu secara online maupun offline. Terlihat, 5,96 persen pasangan yang bertemu secara online bercerai pada akhir periode survei. Sedangkan pasangan yang bertemu secara offline memiliki tingkat perceraian sebesar 7,67 persen.

Pasangan yang menikah karena pertemuan secara online melaporkan kepuasan pernikahan dan merasa lebih bahagia (5,64 persen) dibandingkan yang bertemu secara offline (5,48 persen).

Sementara tingkat kepuasan terendah adalah pasangan yang bertemu di dunia kerja, bar atau klub, kencan buta, dan dikenalkan oleh anggota keluarga.

"Ada kemungkinan bahwa orang-orang yang bertemu pasangan mereka secara online memiliki perbedaan yang signifikan satu sama lain. Perbedaan ini bisa terlihat dalam kepribadian mereka masing-masing, namun punya motivasi untuk membentuk hubungan pernikahan jangka panjang," jelas Cacioppo.