Thursday, July 4, 2013

Ya, Mars Bisa Menampung Kehidupan

Matahari terbenam di planet Mars. (thinkstockphoto)

Berdasarkan sampel debu dari batu yang digali Curiosity, ditemukan berbagai bahan yang merupakan kunci pokok adanya kehidupan.

Terjawab sudah semua pertanyaan terkait kehidupan di planet Mars. Berdasarkan analisa sampel yang diambil dari batu yang dulunya pernah dialiri air, maka Mars disimpulkan cocok untuk kehidupan.


"Dari apa yang kami ketahui, maka jawabannya iya (Mars menyokong kehidupan)," kata Michael Meyer, Kepala Peneliti dari Program Ekplorasi Mars di markas NASA di Washington.

Sampel diambil dari debu batuan yang menunjukkan Mars merupakan lokasi tepat untuk evolusi kehidupan mikroba. Bahan kimia yang ditemukan di dalam batu antara lain sulfur, nitrogen, hidrogen, oksigen, fosfor, dan karbon. Semuanya merupakan kunci pokok adanya kehidupan.

Analisa lain juga menunjukkan bahwa air yang dulunya merendam batu ini memiliki pH netral, tidak terlalu asam dan tidak terlalu asin. Penemuan ini mengindikasikan bahwa pernah ada organisme yang hadir dan mungkin saja mereka terawetkan.


Dalam kegiatan yang dinamai "mini drill test," Curiosity menggunakan peralatannya untuk menghasilkan cincin batu bubuk ini yang kemudian bisa dianalisa demi pengeboran lebih lanjut. Foto dirilis pada Kamis, 7 Februari 2013.(CREDIT: NASA/JPL-Caltech/MSSS)

"Kunci utamanya adalah ini lingkungan di mana mikroba bisa hidup dan mungkin makmur," ujar John Grotzinger dari California Institute of Technology, AS. Ditambahkan Grotzinger bahwa air yang dulunya mengalir di Mars juga bisa dikonsumsi manusia.

Batu yang menjadi objek utama di sini disebut John Klein dan masih menjadi misteri asal-muasalnya. Para peneliti hanya bisa memperkirakan bahwa batu itu terbentuk tiga miliar tahun lalu. Analisa ini bisa didapat berkat penggalian yang dilakukan robot Curiosity pada Februari silam. Dalam aktivitas tersebut, robot termahal dan tercanggih masa kini itu menggunakan palu dan bor-nya secara bersamaan. Penggalian berikutnya akan dilakukan Curiosity pada Mei mendatang.

Sumber : National Geographic