Labiaplasty atau operasi mempercantik bentuk bibir Miss V kerap dipercaya dapat meningkatkan gairah seks. Di Indonesia, labiaplasty masih menjadi pembicaraan yang tabu. Banyak kontroversi yang menyatakan bahwa hal ini adalah akibat dari suatu tindakan eksploitasi wanita.
Namun tidak demikian di Inggris. Banyak rumah sakit di sana menyatakan bahwa pasien labiaplasty meningkat sebanyak lima kali lipat. Bahkan menurut konsultan ginekolog Dr. Sarah Creighton, ada beberapa pasien yang masih berusia 11 tahun telah melakukannya.
Operasi kelamin atau labiaplasty awalnya populer di kalangan wanita yang menderita inkontenensia atau kendur akibat persalinan. Namun belakangan labiaplasty lebih kepada operasi untuk mempercantik kelamin wanita. Tidak tanggung-tanggung anak gadis berusia 11 tahun pernah berkonsultasi untuk mempercantik kelaminnya.
Menurut para ahli yang diwawancarai oleh Dailymail saat ini semakin banyak wanita muda bahkan remaja yang melakukan labiaplasty untuk meremajakan vaginanya. Seorang ginekolog di Washington, D.C., Amerika Serikat, dr. Iglesias menyampaikan keprihatinannya terhadap operasi mempercantik vagina yang menjadi tren di kalangan remaja.
Meskipun demikian, tidak semua wanita bisa melakukan labiaplasty. Mereka yang ingin menjalani operasi harus memenuhi syarat-syarat yang berlaku. Seperti NHS yang memberikan syarat bahwa wanita yang merasa nyeri selama melakukan hubungan seksual, ketidaknyamanan berpakaian karena sering lecet, atau gangguan hormonal setelah melahirkan yang dapat memperbesar dan merusak bentuk bibir vagina.
Para kritikus juga percaya labiaplasty semakin diminati karena banyak wanita yang mengidamkan bentuk tubuh yang ideal. Seorang ahli bedah mengungkapkan bahwa ada beberapa pasien yang melakukan operasi karena dipengaruhi pornografi dan media.
Pada tahun 2011, American Society of Aesthetic Plastic Surgeon mencatat ada lebih dari 2140 wanita di Amerika Serikat yang melakukan operasi peremajaan vagina. Tidak hanya di Negeri Paman Sam saja labiaplasty diminati, di Inggris peminat operasi ini meningkat sebanyak 5 kali lipat dalam satu dekade. Padahal untuk melakukan satu kali operasi mempercantik vagina Anda harus meneluarkan uang sebesar 2.500-12.000 dollar atau setara dengan Rp. 23 juta - 112 juta.
Walaupun operasi peremajaan ini terlihat hanya memotong beberapa bagian dari bagian genital Anda, tetapi menurut dr. Iglesias ada efek sampingnya yang berbahaya bagi tubuh. Menurutnya banyak pasien yang tidak memahami secara pasti dampak buruk yang mungkin terjadi setelah melakukan labiaplasty.
Dr.Iglesias mengungkapkan kepada Dailymail efek samping yang mungkin dialami oleh pasien yang melakukan labialpasty, yaitu infeksi, rusaknya jaringan parut, nyeri dan yang terparah dapat menyebabkan klitoris menjadi tidak peka.
Dengan adanya kemungkinan buruk yang mungkin terjadi American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) mengeluarkan himbauan di tahun 2007 untuk melarang wanita untuk melakukan labiaplasty dengan alasan kecantikan. Namun, banyak wanita yang menampiknya dengan alasan labiaplasty dapat membuat mereka lebih percaya diri dan meningkatkan kepuasan seksual.
Seperti halnya Kari. Wanita yang menolak menyebutkan nama belakangnya ini melakukan labiaplasty karena menganggap ada beberapa dari bagian genitalnya yang mengganggu.