Monday, June 10, 2013

Mampukah BlackBerry angkat pamornya lagi?




Tahun 2012 boleh dikatakan sebagai tahun yang kelam bagi Research In Motion yang akhirnya berganti nama menjadi BlackBerry. Dengan berbagai terobosan dan perangkat baru, akankah pamor BlackBerry dapat kembali naik?

Setelah berhasil geser Nokia sebagai pemuncak di dunia mobile dalam lingkup global pada umumnya dan pasar Indonesia pada khususnya, BlackBerry menjadi satu icon perangkat mobile yang agung dan mewah.


Banyak yang tertarik untuk memiliki perangkat satu ini. Namun, dengan hadirnya perangkat-perangkat yang fokuskan pada penggunaan teknologi touchscreen dan layar lebar, produk BlackBerry yang identik dengan keyboard QWERTY-nya secara perlahan tergusur.

Bahkan di tahun 2012 lalu, hanya tersisa 3 negara saja yang menjadi basis pasar terbesar produk besutan perusahaan asal Kanada ini yaitu India, Indonesia dan Nigeria. Dari fenomena itu, BlackBerry seakan tidak sanggup tahan geliat Samsung dengan Android dan Apple dengan iOS-nya.

Walhasil, Samsung dan Android berhasil sabet posisi puncak selama 4 kuartal di tahun 2012 dan diikuti dengan iPhone milik Apple. Sedangkan pasar BlackBerry terjun bebas sampai-sampai Pentagon pernah berencana untuk mengganti semua perangkat BlackBerry yang digunakan karyawannya dengan produk lain berbasis Android atau iOs.

Tidak hanya itu, penolakan demi penolakan akan produk BlackBerry ini juga berlangsung dan terjadi di banyak negara khususnya Eropa. Posisi BlackBerry semakin terpuruk ketika Nokia mulai menggandeng Microsoft dengan rilis generasi Lumia yang gunakan Windows Phone di dalamnya, walaupun pasarnya juga masih terlalu kecil untuk kalahkan Android atau iOS.

Di tengah banyaknya bermunculan produk yang gunakan Android, BlackBerry tetap berjalan walaupun harus terseok. Di akhir 2012, BlackBerry umumkan bahwa mereka akan rilis operating system (BlackBerry 10) serta perangkat baru yang adopsi teknologi touchscreen yaitu Z10.

Lama menunggu, di akhir Januari 2013, akhirnya produk-produk baru BlackBerry dirilis secara resmi. Dari perilisan tersebut, tidak banyak pengguna mobile yang terkesan excited atau terkagum-kagum akan perangkat tersebut.

Namun menurut penjelasan Maspiyono Handoyo, Managing Director BlackBerry Indonesia, Z10 termasuk sukses untuk pasaran Indonesia. "Sejumlah pelanggan bahkan mengeluh karena tidak menemukan Z10 di pasaran. Hal itu karena demand ternyata jauh lebih tinggi dari yang kami perkirakan," ujarnya dalam Launching BlackBerry Q10, Selasa (04/06).

Bahkan secara keseluruhan untuk kawasan Indonesia saja, jumlah total pengguna BlackBerry sekitar 13,85 juta orang dari perhitungan pemakai perangkat ini di 4 operator seluler besar yaitu Telkomsel, XL, Indosat dan Axis.


Apabila jumlah pengguna BlackBery untuk kawasan Indonesia tergolong besar, namun dalam catatan IDC, sejak Q1 2011 lalu sampai Q1 2013, untuk lingkup global, pasar perangkat BlackBerry (BBM) justru turun.


Selain itu, produk unggulan Blackberry yaitu BBM dipandang tidak begitu lagi semenarik dulu ketika hanya BlackBerry yang memiliki aplikasi chatting.

Kini, pengguna perangkat mulai dari yang keluaran vendor ternama sampai dengan produk 'abal-abal' juga dapat beraktivitas layaknya pengguna BBM, karena aplikasi-aplikasi chatting tersebut dapat diunduh dengan mudah dan gratis serta beberapa di antaranya tawarkan layanan tanpa bayar.

Ketika dihelatnya BlackBerry Live 2013 di bulan lalu, BlackBerry secara mengejutkan mengumumkan bahwa sebentar lagi produk unggulan mereka yaitu BBM dapat digunakan oleh pengguna Android dan iOS.

Tentunya rencana tersebut mendapatkan tanggapan positif dari banyak kalangan, walaupun tidak sedikit yang mencibirnya. Tidak hanya itu, BlackBerry juga rilis produk baru yang kembali usung keyboard fisik di bawah layarnya karena menurut riset mereka sebanyak 81% pengguna ponsel pintar lebih menyukai QWERTY keyboard dan segmen pasar terbesar adalah usia 25 tahun hingga 34 tahun.

Kepercayaan diri BlackBerry sedikit demi sedikit tumbuh dengan apresiasi positif atas produk-produk barunya dari pengguna perangkat mobile di Indonesia yang menjadi salah satu lumbung bisnis terbesar perusahaan asal Kanada ini.

Namun, apakah hanya dengan produk-produk itu saja akan buat pasar BlackBerry kembali naik?

Ada beberapa pemikiran terkait hal ini. Apabila BlackBerry mengizinkan BBM hadir di perangkat berbasis Android dan iOS, maka tidak menutup kemungkinan akan ada eksodus besar-besaran dari penggunanya yang memilih gunakan produk lain.

Kedua, menurut beberapa analis yang pernah diulas di media online baik dari luar ataupun lokal pernah menyebutkan bahwa apa yang dimiliki BlackBerry OS 10 serta terlambat diciptakan dan terlambat datang.

Fitur-fitur canggih yang dipunyai oleh produk baru BlackBerry sudah ada di Android dan iOS bahkan di Windows Phone. So, apa yang akan ditawarkan? Selain itu, banyak produk dari vendor ternama lain yang tawarkan teknologi paling hi-tech seperti air-gesture dari Samsung atau juga Siri milik Apple iPhone.

Tentunya, selain buka keran BBM untuk platform lain dan BlackBerry terkesan hanya mengikuti arus pasar sebagai 'orang kedua' atau tidak ciptakan inovasi baru, maka sulit rasanya untuk dapat lambungkan pamornya lagi.

Diperlukan pemikiran baru serta inovasi yang tidak dimiliki vendor lain seperti ketika pertama kali BlackBerry perkenalkan BBM untuk pertama kali. Dengan penawaran tersebut, maka secara tidak langsung, banyak orang yang akan tergelitik untuk mencoba dan akhirnya menjadi pengguna aktif perangkatnya.