Tim Pusat Arkeologi Nasional telah menyingkap
bangkai kapal selam Nazi Jerman di Laut Jawa pada awal November 2013.
Apa saja temuan mereka?
Sebuah piring porselen dengan label di pantatnya bertuliskan Rieber Mitterteich—sebuah pabrik porselen yang pernah sohor di Bavaria, Jerman—dan lambang elang yang bertengger di simbol swastika Nazi Jerman. Perkakas makan ini ditemukan oleh para ahli arkeologi di dalam kabin sebuah bangkai kapal selam Jerman yang bersemayam di Laut Jawa. (Pusat Arkeologi Nasional)
Sebuah piring porselen putih dengan bercak
noda-noda karat bercampur endapan biota laut telah berhasil diangkat
dari dasar Laut Jawa oleh Tim Pusat Arkeologi Nasional. Piring itu telah
bersemayam dalam bangkai sebuah kapal selam selama hampir 70 tahun.
Sebuah cangkir porselen yang ditemukan oleh para ahli arkeologi di kabin bangkai kapal selam Nazi Jerman yang tenggelam di Laut Jawa. Pembunuh dalam senyap itu tampaknya tenggelam sebelum Perang Dunia Kedua berakhir. (Pusat Arkeologi Nasional)
Bagian pantat piring itu tercetak label warna hitam. Label itu bertuliskan Rieber Mitterteich,
sebuah pabrik porselen yang pernah sohor di Bavaria, Jerman. Di bawah
label pabrik porselen itu terdapat hal yang mengejutkan: Lambang elang
dengan sayap merentang yang sedang bertengger pada sebuah lingkaran
bersimbol swastika bertahun 1941—Nazi Jerman!
Para arkeolog menemukan juga piring yang berukuran lebih lebar dengan pabrik dan lambang yang sama, namun bertahun 1939. Di dekat piring itu ditemukan cangkir porselen putih dengan tangkai klasik.
Perkakas makan tersebut merupakan sebagian temuan penelitian Pusat Arkeologi Nasional dalam menyingkap keberadaan Unterseeboot (U-Boat) atau kapal selam Nazi Jerman di perairan Nusantara. Di dalam kabin kapal selam tersebut tim juga menyaksikan beberapa kerangka manusia, tampaknya korban dari kapal selam yang malang itu, dan sisa-sisa peluru torpedo.
Shinatria Adhityatama, seorang ahli arkeologi dari Pusat Arkeologi Nasional yang melakukan penyelaman, menduga bahwa kapal selam Nazi Jerman ini bertipe IXC/40. Saat ini tim ahli arkeologi sedang mempelajari arsip-arsip kapal selam Nazi yang bersumber dari Deutsches U-Boot Museum di Altenbruch, Jerman.
"Ini
adalah ruang perwira," ungkap Shinatria Adhityatama kepada National
Geographic Indonesia. Dia berkisah, tim menyelam hingga menyusuri kabin
kapal selam yang diduga tinggalan Nazi Jerman. Tampak panel-panel yang
masih utuh meski telah bersemayam selama sekitar 70 tahun. Kini, bangkai
kapal selam itu menjadi sarang bagi ikan-ikan kecil. (Pusat Arkeologi
Nasional)
“Kemungkinan kapal selam tadi adalah U-168 atau U-183,” ujar Adhityatama. “Kami baru mendapatkan dokumen [yang berisi hasil] interogasi awak kapal selam U-168 yang selamat.”
Sumber dari Jerman telah mencatat bahwa terdapat dua kapal selam Nazi
Jerman bertipe IXC/40 yang putus kontak dengan Berlin saat berada di
Laut Jawa. Kapal selam U-168, dengan komandannya Helmuth Pich, tenggelam
di Laut Jawa pada 6 oktober 1944. Kapal selam malang ini ditorpedo oleh
kapal selam Hr.Ms. Zwaardvisch milik Angkatan Laut Belanda. Sebanyak 23 tewas dan 27 selamat.
Sedangkan korban lain di Laut Jawa adalah kapal selam U-183 di bawah
komando Fritz Schneewind. Sebanyak 54 orang tewas dan hanya seorang yang
selamat. U-boat ini naas karena ditorpedo kapal selam Amerika Serikat USS Besugo pada 23 April 1945.
Armada U-boat Jerman merupakan pembunuh dalam senyap. Armada ini memiliki kekuatan tempur yang paling disegani selama Perang Dunia Kedua. Armada mereka mewakili kedigdayaan teknologi, personil, dan strategi tempur Nazi Jerman. Selama 1944-1945, atas kedekatan hubungan Jerman-Jepang, kapal-kapal selam Nazi Jerman di Asia Tenggara mempunyai pangkalan di Penang, Singapura, Jakarta, dan Surabaya.
Bagaimanakah hubungan antara Jerman, Jepang, dan Indonesia pada masa itu? Tampaknya, Jerman punya andil juga dalam sejarah jelang kemerdekaan Indonesia. Seorang perwira Kriegsmarine (Angkatan Laut Jerman) bersedia meminjamkan mesin ketiknya kepada Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia—mungkin suatu hal yang sebenarnya kebetulan karena Jepang tidak mempunyai mesin ketik berkarakter latin. Lewat mesin ketik pinjaman perwira Jerman itulah kemudian naskah proklamasi diketik di rumah perwira Angkatan Laut Jepang.
Kembali ke soal temuan kapal selam Nazi Jerman. Tim Pusat Arkeologi Nasional bekerja sama dengan Balai Arkeologi Yogyakarta dan komunitas Sentra Selam Jogja melakukan eksplorasi pencarian kapal selam U-Boat yang tenggelam di Laut Jawa. Penjelajahan di kawasan laut—yang banyak menyimpan misteri tenggelamnya kapal-kapal dagang hingga kapal militer itu—dilakukan pada 4-17 November 2013.
"Setelah kami selesai membuat laporan penelitian, hasilnya akan kami teruskan ke Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah," ungkap Adhityatama. "Mereka yang bertanggung jawab atas pelestarian dan perlindungan BCB [Benda Cagar Budaya]." Dia juga berharap dengan temuan bangkai kapal selam tinggalan perang dunia ini akan semakin meningkatkan minat penelitian dalam bidang arkeologi bawah laut di Indonesia.
“Kita telah berkoordinasi dengan Angkatan Laut dan Polisi Air. Mereka telah membantu pengamanan—hingga saat ini,” ujarnya. Berkaitan dengan temuan kapal selam tinggalan Jerman pada Perang Dunia Kedua ini Pusat Arkeologi Nasional telah mengajukan kerja sama antarnegara. “Kita juga telah berkomunikasi dengan Kedutaan Besar Jerman dan saat ini sedang menunggu respon mereka.”
Sumber : NATIONAL GEOGRAPHIC