Monday, January 27, 2014

Orgasme Juga Hak Wanita (1)

Sudah 30 tahun lebih Shere Hite menerbitkan The Hite Report: A Nationwide Study of Female Sexuality. Buku yang merupakan hasil analisis  atas jawaban dari 3000 kuesioner ini antara lain menyatakan bahwa kebanyakan wanita tidak menikmati saat-saat berhubungan intim.

Hite tidak bermaksud menyudutkan kaum pria. Ia hanya mencoba membuka mata –baik pria maupun wanita- tentang fakta biologis di balik keindahan hubungan intim. Bahwa banyak wanita yang tidak mendapat rangsangan yang cukup ketika berhubungan seks sehingga mereka pun sulit mencapai orgasme. Salah satu sebab  karena wanita sendiri kurang berperan dalam  membangun  kepuasan seks mereka.

Tak bisa dipaksa
Seks adalah saat dua orang terhubung secara fisik dan emosi. Maka seyogyanya seks adalah aktivitas yang menyenangkan dan bebas dari tekanan atau pikiran yang mengganggu. Tekanan bisa timbul antara lain jika pikiran terobsesi untuk mencapai orgasme. Padahal yang perlu dilakukan adalah memusatkan pikiran padapasangan dan sensasi fisik saat tubuh bersentuhan. Biarkan diri kita bereaksi mengikuti naluri, dan tidak perlu khawatir hasilnya akan  ‘mengecewakan’.

Bila aktivitas seksual dilakukan dengan tergesa- gesa, seringkali suami maupun istri mengabaikan foreplay. Padahal foreplay dapat meningkatkan kepuasan dan menciptakan orgasme yang menyenangkan. Menurut para ahli, Jika Anda dan suami saling memberikan rangsangan yang memuaskan hingga mendekati orgasme, maka orgasme yang dicapai akan benar-benar memuaskan.

Cara terbaik untuk mempelajari cara mencapai orgasme adalah dengan mengenali diri sendiri. Artinya, Anda perlu mengetahui bagian-bagian tubuh dan sensasi yang paling tepat  bagi Anda. Berikan waktu yang cukup panjang untuk menikmati sensasi yang Anda ciptakan sendiri. Jika dengan cara ini Anda dapat mencapai orgasme, berarti Anda mampu mengenali bagian tubuh yang paling tepat untuk menerima rangsangan.


Wanita  yang merasa nyaman dengan tubuhnya, percaya bahwa dirinya berhak atas kepuasan seksual dan  harus berperan aktif dalam memenuhi hasrat seksualnya, biasanya cenderung lebih puas dalam kehidupan seksnya. Penelitian membuktikan bahwa self-esteem dan self confidence berhubungan dengan kepuasan seksual dan bisa mengurangi  masalah seksual.

Menurut Zoya, seorang psikolog, karakteristik wanita itu unik, yaitu campuran kompleks dari elemen biologis, budaya, dan emosi. Cinta dan seksualitas adalah ekspresi dari berbagai elemen tersebut, yang terbentuk sejak masa kanak-kanak dan berkembang sepanjang hidup. Namun keunikan karakteristik wanita yang membuat dirinya tangguh dan memiliki nilai lebih, seringkali tidak dia sadari. Padahal wanita yang menyadari keunikannya dan menerima dengan positif, memiliki  bargain power yang  cukup besar. (Bersambung)