Gereja Setan
Asal mula Gereja Setan didirikan oleh
Anton Szandor La Vey tanggal 30 April 1966, dan Gereja Setan ini secara
terang-terangan diorganisasikan di San Francisco. Sebagai buku panduan
umatnya, La Vey menulis sebuah kitab The Satanic Bible tahun 1969.
Meskipun keberadaan para penyembah Setan
telah diketahui selama bertahun-tahun, tak seorang pun muncul dan
mengakui secara terbuka bahwa mereka adalah penganut Setanisme.
Setanisme pertama kali menjadi gerakan yang terbuka dan teratur di tahun
1960-an di Amerika Serikat. Tanggal 30 April 1966, Gereja Setan
dibentuk di California. Pendiri gereja aneh ini adalah seorang penganut
Setanisme yang bernama Anton Szandor LaVey yang menyatakan dirinya
sebagai pendeta tinggi. Dikenal sebagai Paus Hitam, LaVey menulis
buku-buku tempat dia merumuskan pandangan-pandangannya mengenai Gereja
Setan. Judul buku-buku itu menakutkan: "Kitab Suci Setan, Upacara
Setanis, Penyihir Setanis, Buku Catatan Setan dan Setan Berbicara".
LaVey meninggal di tahun 1997. Diperkirakan bahwa Gereja Setan memiliki
sekitar 10 ribu anggota di Amerika Utara, dan meskipun banyak menerima
tuntutan hukum, kegiatan dan upacaranya terus berjalan.
Sebuah patung Setan, raja iblis telah
dibuat dan saat ini berada di Katedral Notre Dame (Paris) berwujud
seperti wajah manusia-binatang bertanduk 2 buah dengan posisi bertopang
dagu dan di punggungnya terdapat 2 sayap, patung ini terbuat dari batu
dan dinamakan patung setan (patung itu pernah dimasukan dalam adegan
film Si Bongkok dari Notre Dame).
Organisasi ini menyebut dirinya
organisasi pertama di muka bumi dan di sepanjang sejarah yang secara
terbuka menyatakan mengabdi kepada penerimaan terhadap fitrah sejati
manusia yaitu binatang jasmaniah yang hidup di dalam kosmos yang
diresapi dan dimotivasi oleh kekuatan gelap yang kami sebut Setan.
Yang pertama Gereja Setan, Gereja Setan
Amerika, kini nama resmi mereka adalah Gereja Setan, nama lain adalah
pendusta. Pada tanggal 29 Oktober 1997, Anton La Vey mati. Kemudian
Gereja Setan diwariskan kepada Blanche Barton (pendeta wanita tertinggi)
yang juga adalah istrinya dan ibu anak yang ketiga yang bernama Satan
Xerces Carnacki La Vey Blanche juga menjabat kepala adiministrasi Gereja
Setan selama 14 tahun terakhir. Semasa hidupnya, Anton La Vey
mengangkat banyak anggota Kependetaan Mendes sebagai Pengacara Iblis.
Dan kependetaan ini bersama Ordo Trapezoid Dewan Nan Sembilan kini
bekerja sama dengan Pendeta Wanita Tinggi Barton untuk memajukan
filosofi ikonoklastik yang diracik oleh La Vey.
LAMBANG
Lambang Para pengikut Gereja Setan
umumnya menggunakan lambang 666, pentagram, bintang bersudut 5 terbalik
yang bergambar kepala kambing bertanduk dua. Sudut bintang yang
menggambarkan tanduk itu bermakna Lucifer, sama tinggi dengan Tuhan.
Tiga sudut di bawah menggambarkan tritunggal iblis, yang di tengah
Lucifer, di kiri antiKristus, yang di kanan nabi-nabi palsu.
Dan iblis yang menyesatkan mereka
dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang, yaitu tempat binatang dan
nabi itu dan mereka di siksa siang malam sampai selama-lamanya.
Tritunggal iblis ini lawan Tritunggal Kristiani (Bapa, Anak, dan Roh
Kudus ).
Kepala kambing merupakan salah satu ciri
khas utama penyembah Setan, unsur penyembahan yang menuju kepada
pengorbanan kepada Satan Lucifer biasanya menyembelih kambing (umumnya
jantan) dan menggunakan darahnya untuk upacara ritual
Gereja Setan 3 Ritual & Upacara
Gereja Setan biasanya melakukan
Persembahan Darah bayi hasil aborsi, yang biasanya melakukan hubungan
sex didepan jemaat gereja dan setelah 4-6 bulan lamanya, maka anak itu
harus digugurkan dan darahnya akan dipersembahkan kepada Lucifer. Dengan
demikian, Para jemaat akan selalu dilindungi oleh Lucifer dalam
berbagai masalah kecuali, Tuhan.
PENGGUNAAN BARCODE
Barcode atau Kode garis-garis batangan
bukan barang baru bagi kebanyakan orang. Hampir di seluruh produk buatan
pabrik, bahkan kini di banyak produk rumahan, semuanya mencantumkan
kode batangan ini. Kode yang terdiri dari garis-garis dengan ketebalan
yang bervariasi oleh banyak kalangan dianggap sebagai sesuatu yang
mempermudah pengidentifikasian suatu barang. Barcode ini lahir di
Amerika Serikat pada awal tahun 1970-an.
Perkembangan demi perkembangan global
ini, membuat kalangan yang sejak awal mencurigai ada misi tersembunyi di
balik penggunaan Barcode, semakin yakin dengan kecurigaannya. Mereka
kebanyakan berlatar belakang sebagai Simbolog, Penulis, Peneliti, dan
Pengkaji Alkitab.
Salah satunya adalah Mary Stewart Relfe,
PhD. Perempuan pengusaha sukses dari Montgomerry, Amerika Serikat, yang
juga berprofesi sebagai seorang pilot sekaligus instruktur peralatan
Multi Engine Instrument Flight, telah menulis dua buah buku best-seller
yang menyoroti konspirasi ini. Salah satunya berjudul "666 The New Money
System" (1982).
Dalam bukunya tersebut, Mary Stewart
yang juga seorang pengkaji Alkitab, sejak kecil sangat yakin bahwa
penggunaan Barcode terkait erat dengan rencana-rencana tersembunyi dari
konspirasi untuk menguasai dunia.
Tiga Tahapan
Menurut Stewart, upaya Konspirasi untuk
menguasai dunia dalam hal pengidentifikasian dan pengendalian dunia
terbagi dalam tiga tahapan: tahap pertama dimulai tahun 1970 yang
dijadikan titik awal bagi langkah-langkah ini.
Tahap kedua dimulai tahun 1973.
Penggunaan Barcode yang awalnya diterapkan pada barang manufaktur, kini
mulai diterapkan pada manusia, antara lain lewat nomor kodifikasi Angka
Kesejahteraan Sosial (The Social Security Number) yang digabungkan
dengan sistem pemberian angka secara universal. Penggabungan dua
kodifikasi angka ini menjadi kode-kode batangan (Barcode) yang mirip
dengan Barcode pada produk manufaktur yang telah diterapkan tiga tahun
sebelumnya.
Awalnya diterapkan pada kartu-kartu
pintar seperti Credit Card, Debit Card, ID Card, dan sebagainya. Namun
pada perkembangannya juga mulai diterapkan pada manusia. Target utama
tahap kedua ini adalah pemerintahan, perbankan, dan
perusahaan-perusahaan pembuat kartu-kartu pintar (Smart Card).
Tahap ketiga meliputi usaha untuk
mengidentifikasikan setiap macam yang ada di dunia ini, baik yang
bergerak maupun yang tidak. Semua pengidentifikasian ini berguna untuk
mengetahui sisi lemah suatu kelompok, wilayah, bahkan suatu bangsa, yang
nantinya bisa dijadikan senjata bagi Konspirasi.
Angka Iblis
Para pengkritisi Barcode berhasil
menemukan salah satu rahasia paling vital dari kode-kode batangan ini.
Semua Barcode atau yang juga dikenal sebagai Universal Product Code
(UPC) Barcode memiliki angka 666 dan 13.
Untuk mengetahuinya, silakan melihat
Barcode yang ada di berbagai produk. Perhatikan jumlah angka yang ada di
bawah garis-garis batangan. Jumlahnya selalu 13 angka. Angka 6 yang
disimbolkan dalam kamus Barcode terdiri dari dua garis tipis saling
berhadapan terletak di sisi paling kiri dan paling kanan Barcode, dan
satunya lagi garis paling tengah. Ketiga garis yang melambangkan angka 6
ini lebih panjang dibanding garis-garis lainnya.
Jadi, seluruh UPC Barcode yang tersebar
di dunia ini memiliki rangka 666. Dalam bukunya, Mary Stewart Refle
mengutip salah satu ayat Alkitab: "Dan ia menyebabkan, sehingga kepada
semua orang, kecil atau besar, kaya atau miskin, merdeka atau hamba,
diberi tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya. Dan tidak seorang
pun yang dapat membeli atau menjual selain daripada mereka yang memakai
tanda itu, yaitu nama binatang itu atau bilangan namanya. Yang penting
di sini ialah hikmat: Barangsiapa yang bijaksana, baiklah ia menghitung
bilangan binatang itu, karena bilangan itu adalah bilangan seorang
manusia, dan bilangannya adalah: 666" (Wahyu 13: 16-18)
Stewart meringkas bahaya dari Konspirasi
dalam hal Barcode: "Penerapan teknologi Barcode pertama kali dilakukan
pada produk barang, disusul kemudian pada kartu, dan akan berubah
menjadi sesuatu yang mengerikan dalam masyarakat yang tidak lagi
menggunakan uang kontan... "